Dimensi Vertikal dan Horisontal Pendidikan Agama dalam Gendrung Sewu di Banyuwangi

Authors

  • Joko Widodo Universitas Muhammadiyah Malang
  • Robby Cahyadi Universitas Muhammadiyah Malang

DOI:

https://doi.org/10.22219/satwika.v3i2.27900

Keywords:

Nilai-nilai budaya, kearifan lokal, festival gandrung sewu

Abstract

Festival Gandrung Sewu merupakan festival rutin yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Hal ini merupakan upaya dalam melestarikan dan mengembangkan budaya kearifan lokal di kota Banyuwangi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian ilmu antropologi. Penelitian dilakukan di kota Banyuwangi, adapun subjek penelitiannya tokoh atau sesepuh, pawang atau dukun, dinas pariwisata kota Banyuwangi, pelaku penari Gandrung sewu dan masyarakat setempat. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara dan angket kuesioner. Hasil penelitian ini adalah adanya muatan Pendidikan Bergama dalam dimensi vertical dan horizontal. Dimensi vertical diwujudkan dengan berdoa dan bersyukur. Dimensi horizontal diimplementasikan dalam bentuk nilai kemanusiaan, keagamaan, dan kepribadian. Fungsi nilai pendidikan mencakup sejarah budaya kearifan lokal Banyuwangi. Pada fungsi nilai budaya mencakup pemahaman dan pengembangan budaya Banyuwangi. Pada fungsi nilai sosial mencakup rasa persaudaraan dan rasa solidaritas tinggi. Terakhir, pada fungsi nilai ekonomi mencakup kesejahteraan perekonomian masyarakat Banyuwangi.                               

 

Gandrung Sewu Festival is a routine festival held once a year. This is an effort to preserve and develop the culture of local wisdom in the city of Banyuwangi. In this study, researchers used qualitative methods with an anthropological study approach. The research was conducted in the city of Banyuwangi, as for the research subjects were figures or elders, handlers or shamans, the tourism office of the city of Banyuwangi, Gandrung sewu dancers and the local community. The data collection techniques used are: interviews and questionnaire questionnaires. The result of this study is the content of Bergama Education in vertical and horizontal dimensions. The vertical dimension is realized by praying and giving thanks. The horizontal dimension is implemented in the form of human, religious, and personality values. The function of educational value includes the cultural history of local wisdom of Banyuwangi. The function of cultural values includes understanding and developing Banyuwangi culture. On the function of social values include a sense of brotherhood and a sense of high solidarity. Finally, the economic value function includes the economic welfare of the people of Banyuwangi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, M. (2017) ‘Makna Seksualitas dalam Naskah Sastra Pesantren’, Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra. Available at: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/article/view/16849.

Abubakar and Anwar (2014) ‘ANALISIS KARAKTER DAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI KOTA BANDA ACEH’, KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture, 5(2). doi: 10.15294/komunitas.v5i2.2758.

Anoegrajekti, N. (2010) ‘Pada Nonton dan Seblang Lukinto: Membaca Lokalita dalam Keindonesiaan’, Kajian Linguistik dan Sastra, 22(2), pp. 2171–185.

Awaluddin (2010) Buku Materi Pokok Kebudayaan Nasional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aziz, A. (2014) Analisis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Bahasa Dayak Ngaju sebagai Alternatif Penanaman Karakter pada Peserta Didik SDN 1 Mentawa Baru Hilir Sampit. Universitas Muhammadiyah Malang.

Barker, C. (2004) Cultural Studies: Theory and Practice. London: SAGE Publicatin Ltd.

Barthes, R. (2006) Mitologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Gunn, M. C. (1980) ‘Culture Ecology: A Brief Overview’, The Nebraska Antrhropologist, 5.

Koentjaraningrat (2002) Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Melnikas, B. (2014) ‘Enlargement of the European Union, integral cultural space and transition processes: equal rights and the ecology of culture’, Social and Behavioral Sciences, 110, pp. 251 – 258–251 – 258.

Moleong (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhajir, M., Septiana, I. and Ripai, A. (2023) ‘PESAN PROFETIK CERPEN BERTEMA “AMPLOP KIAI”, SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGIS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH’, … Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra …. Available at: https://journal.upgris.ac.id/index.php/teks/article/view/15700.

Nensilianti (2016) ‘Mitos Masyarakat Bugis. Sawerigading: Kajian Struktural Levi-Strauss’, in Memperkukuh peran Aprobsi dalam mewujudkan kemitraan dan pemberdayaan program studi bahasa dan sastra Indonesia yang mandiri. Makasar: UPT PERPUSTAKAAN UNM, pp. 501–511.

Purwasito, A. (2015) Komunikasi Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rafiek (2010) Teori Satra: Kajian Teori dan Praktik. Bandung: PT Refika Aditama.

Sartini (2004) ‘Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafati’, Filsafat, 14(2).

Sedyawati, E. (2006) Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.

Steward, J. (1955) Theory of Cultural Change: The Method of Multiliniear Evolution. Urbana: University of Illionis Press.

Downloads

Published

2019-11-18

How to Cite

Widodo, J., & Cahyadi, R. (2019). Dimensi Vertikal dan Horisontal Pendidikan Agama dalam Gendrung Sewu di Banyuwangi. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 3(2). https://doi.org/10.22219/satwika.v3i2.27900

Issue

Section

Reviewing Research