Makna Tradisi Balimau Kasai di Desa Tanjung Berulak Kecamatan Kampar

Authors

  • Hesti Asriwandari Universitas Riau
  • Rina Susanti Universitas Riau
  • Rian Hidayat Universitas Riau

DOI:

https://doi.org/10.22219/satwika.v7i2.28629

Keywords:

Makna Tradisi, Balimau Kasai, Desa Tanjung Berulak

Abstract

Kebudayaan selalui melekat pada suatu daerah kebudayan yang dilakukan secara turun temurun kemudian menjadi tradisi dan ciri khas suatu daerah. Tradisi balimau bakasai sebagai upacara penyambutan bulan suci ramadhan yang dilaksanakan 1 hari sebelum bulan suci ramadan dengan cara mandi bersama di sungai Kampar yang bertujuan untuk menyucikan diri dan bersilaturahmi saling memaafkan dalam menyambut bulan ramadhan. Seiring berjalannya waktu tradisi ini kian menipis dan habis keasliannya hal itu dikarenakan tujuan awal balimau kasai berubah dengan ajang mencari jodoh bagi anak muda , mabuk-mabukan dan perbuatan tercela lainnya. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata laksana balimau kasai dan makna sosial, budaya dan ekonomi bagi masyarakat desa Tanjung Berulak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa tata laksana tradisi balimau bakasai dimulai dari berziara h kubur, tablig akbar dan santunan anak yatim piatu. Adapun makna yang terkandung dalam tradisi balimau bakasai antara lain dijelaskan makna sosial balimau bakasai adalah sebagai suatu interaksi sosial antara masyarakat di Desa Tanjung Berulak dengan adanya silaturahmi dan gotong royong, selain itu juga terdapat makna budaya yang menyebutkan bahwa balimau kasai adalah budaya masyarakat di daerah tersebut dan rutin dilaksanakan setiap tahun dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang dipercaya masyarakat untuk pembersihan diri dari hadas kotor yang melekat dan adanya permainan-permainan rakyat seperti panjat batang pinang dan pacu goni. Terakhir dengan banyaknya antusias masyarakat untuk mengikuti tradisi balimau kasai juga membawa berkah untuk masyarakat yang berjualan di tempat.

 

Culture is always attached to a cultural area which is passed down from generation to generation and then becomes a tradition and characteristic of an area. The Balimau Bakasai tradition is a ceremony to welcome the holy month of Ramadan which is held 1 day before the holy month of Ramadan by bathing together in the Kampar river which aims to purify oneself and stay in touch to forgive each other in welcoming the month of Ramadan. As time goes by, this tradition becomes thinner and loses its authenticity, this is because the original purpose of balimau kasai has changed to finding a mate for young people, drinking and other despicable acts. This research aims to determine the management of balimau kasai and its social, cultural and economic meaning for the people of Tanjung Berulak village. This research uses descriptive qualitative research methods. Data collection was carried out using in-depth interview techniques and documentation. . The results of the research explain that the implementation of the balimau bakasai tradition begins with visiting graves, tablig akbar and providing compensation for orphans, then ends with bathing with balimau kasai in the Kampar river, bringing kasai, kaffir lime, lime and pandan as well as various potpourri flowers which are used as body fragrance with the aim of cleansing oneself from dirty hadas and as a form of mutual forgiveness before the month of Ramadan. The meaning contained in the balimau bakasai tradition, among others, explains the social meaning of balimau bakasai as a social interaction between the people in Tanjung Berulak village with friendship and mutual cooperation, apart from that there is also a cultural meaning which states that balimau kasai is the culture of the people in the area and is routinely carried out every year to welcome the holy month of Ramadan which is believed by the community to cleanse themselves of the dirty hadas that sticks to them. Besides that, there are also folk games such as climbing areca nut sticks and spurting jute. Lastly, the enthusiasm of many people to follow the Balimau Kasai tradition also brings blessings to the people who sell at that place with an increase in income of 400-1000,000 when the tradition lasts.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmadi, A. (1987) Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Ardianto, E. (2007) Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbosa Rekatama Media.

Arman, F. (2015). Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Balimau Kasai Di Desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Jom FISIP, 2(2), 1–15. https://media.neliti.com/media/publications/32689-ID-persepsi-masyarakat-terhadap-tradisi-balimau-kasai-di-desa-kuapan-kecamatan-tamb.pdf

Doyle Paul Johnson (1986) Teori Sosiologi Klasik dan Modern 1 Alih Bahasa M.z Lawang. Jakarta: Gramedia.

Hakim, M. N. (2003). Islam Tradisional dan Reformasi Pragmatisme Agama dalam Pemikiran Hasan Hanafi. Malang: Bayu Media Publishing.

Hardyanti, P. (2019). Tradisi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang Di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. Jom Fisip, vol 6, 1–15. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/viewFile/24393/23622

Koentjaraningrat (2009) Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta.

Moleong, L. J. (2017) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rosana, E. (2017) ‘Dinamisasi Kebudayaan dalam Realitas Sosial’, Al Adyan Jurnal Studi Lintas Agama, XII(1), p. 19. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/view/1442

Ruslan, R. (2004) Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ryan Prayogi, dan E. D. (2016) ‘Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada Suku Bonai Sebagai Civic Culture DI Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau’, humanika, 23(1), p. 64. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/11764

Nadialista Kurniawan, R. A. (2021). Pandangan Tokoh Masyarakat Mengenai Tradisi Mandi Balimau Dalam Menyambut Bulan Ramadhan Ditinjau Dari Hukum Islam (Studi kasus di Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau). Industry and Higher Education, 3(1), 1689–1699. Retrieved from http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/1288

Oktaviani, R. (2019). Muo Bakasai: Upacara Balimau Kasai Dalam Karya Tari. JOGED, Volume 13(ISSN: 1858-3989), 126–138. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1451594

Pane, I. (2023). Penyimpangan Nilai Adat Pemandian Balimau Kasai Terhadap Ajaran Islam di Desa Batu Belah Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Provinsi Riau Deviation of Traditional Values of Balimau Kasai Bath Against Islamic Teachings in Batu Belah Village , Bangkinang. 1, 108–114. https://doi.org/https://doi.org/10.61493/educate.v1i02.46

Pebrianto, R. (2019). Kearifan Lokal dalam Tradisi Mandi Balimau Kasai: Peran Pemangku Adat untuk Menjaga Nilai-nilai Islam di Desa Alam Panjang Kec. Rumbio Jaya Kab. Kampar Prov. Riau. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 3(1), 17. https://doi.org/10.30829/juspi.v3i1.3172

Purnomo, A. E. (2019). Tradisi Balimau Kasai Dalam Perspektif ‘Urf (Studi Di Kelurahan Muaralembu Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi Riau). Duke Law Journal, 1(1). http://etheses.uin-malang.ac.id/42364/

Rian Hidayat. (2019). Tradisi Balimau Kasai Desa Tanjung Berulak Kecamatan Kampar. Jom Fisip, 6(1), 7. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/34140/32796

Sabri, A. (2015). Potensi Prosesi Balimau Kasai Sebagai Atraksi Wisata Budaya Dalam Melestarikan Adat DanBudaya Di desa Batu Belah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Jurnal Daya Saing, 1(2), 136–145. https://doi.org/10.35446/dayasaing.v1i2.24

Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Sumarto. (2019). Budaya, Pemahaman dan Penerapannya “Aspek Sistem Religi, Bahasa, Pengetahuan, Sosial, Keseninan dan Teknologi.” Jurnal LiterasiologI, 1(2), 146. https://media.neliti.com/media/publications/556446-budaya-pemahaman-dan-penerapannya-aspek-fd4f4f93.pdf

Soekanto, S. (1984) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (1987) Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: Rajawali.

Soekanto, S. (1990) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Soeprapto, T. (2007) Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Sugiyono (2008) Metode Penelitian Kuanitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarto (2019) ‘Budaya, Pemahaman dan Penerapannya “Aspek Sistem Religi, Bahasa, Pengetahuan, Sosial, Keseninan dan Teknologi”’, Jurnal Literasiologi, 1(2), p. 146. https://media.neliti.com/media/publications/556446-budaya-pemahaman-dan-penerapannya-aspek-fd4f4f93.pdf

West, Richard, L. H. T. (2008) Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.

Downloads

Published

2023-10-31

How to Cite

Asriwandari , H., Susanti, R., & Hidayat, R. (2023). Makna Tradisi Balimau Kasai di Desa Tanjung Berulak Kecamatan Kampar. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(2), 503–515. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i2.28629

Issue

Section

Table of Content