Kesenian Tari Orang-Orang Bertopeng: Memperkuat Relasi Sosial dan Warisan Melayu Kalimantan Barat
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v8i1.31808Keywords:
Dance of the Masked People, Social Relations, Look after, Malay CultureAbstract
Tari Orang-orang Bertopeng memainkan peran penting dalam upacara pernikahan serta mempererat ikatan sosial di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami peran dan fungsi Kesenian Tari Orang-orang Bertopeng dalam memperkuat relasi sosial, memelihara warisan budaya Melayu, serta memahami dinamika hubungan sosial. Kesenian Tari Orang-orang Bertopeng di Desa Mega Timur, Kalimantan Barat, mencerminkan kekayaan warisan budaya Melayu dan memainkan peran penting dalam upacara pernikahan. Dalam perspektif sosiologis, pertunjukan ini menjadi landasan untuk memahami dinamika hubungan sosial di masyarakat. Tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai medium yang mempererat ikatan antarindividu dan kelompok. Di antara anggota kesenian, terbentuk keakraban melalui kerjasama dan koordinasi, menciptakan norma dan nilai bersama yang menguatkan struktur sosial kelompok. Hubungan dengan masyarakat sekitar juga menjadi penting, di mana interaksi antara penampil dan penonton menciptakan respons positif dan memperkaya pengalaman bersama. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipatif, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Orang-orang Bertopeng bukan hanya sebagai hiburan, melainkan juga sebagai representasi hubungan sosial yang kompleks dalam masyarakat sehari-hari. Tarian ini mencerminkan dinamika relasi sosial dalam masyarakat dan memperkuat hubungan sosial antara berbagai pihak yang terlibat dalam pertunjukan tari ini. Seni pertunjukan juga memainkan peran penting dalam membentuk, memelihara, dan memperluas jaringan sosial di tengah masyarakat. Interaksi antara penampil dan penonton dalam pertunjukan Tari Orang-orang Bertopeng menciptakan respons positif dan memperkaya pengalaman bersama. Kesenian Tari Orang-orang Bertopeng memainkan peran vital dalam memperkuat hubungan sosial dan memelihara warisan budaya Melayu. Pertunjukan tarian ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai representasi dinamika relasi sosial dalam masyarakat sehari-hari. Seni pertunjukan menjadi sarana penting dalam memperluas jaringan sosial dan memahami keanekaragaman budaya.
The Masked People Dance plays a significant role in wedding ceremonies and strengthens social bonds within the community. This research aims to delve into the role and function of the Masked People Dance in reinforcing social relations, preserving Malay cultural heritage, and understanding social relationship dynamics. The Masked People Dance in Desa Mega Timur, West Kalimantan, reflects the richness of Malay cultural heritage and plays a crucial role in wedding ceremonies. From a sociological perspective, this performance serves as a foundation for understanding the dynamics of social relationships within the community. The dance not only serves as entertainment but also as a medium for strengthening bonds among individuals and groups. Among the members of the art, camaraderie is formed through cooperation and coordination, creating shared norms and values that strengthen the social structure of the group. Interaction with the surrounding community is also important, where interaction between performers and audiences creates positive responses and enriches shared experiences. The research method used is qualitative descriptive method with data collection techniques including participatory observation, interviews, literature studies, and documentation. The research findings indicate that the Masked People Dance is not only for entertainment but also a representation of complex social relationships in everyday life. This dance reflects the dynamics of social relations in society and strengthens social relationships among various parties involved in the dance performance. Performing arts also play a crucial role in shaping, preserving, and expanding social networks within the community. Interaction between performers and audiences in the Masked People Dance performance creates positive responses and enriches shared experiences. The Masked People Dance art plays a vital role in strengthening social relationships and preserving Malay cultural heritage. The dance performance is not just for entertainment but also a representation of the dynamics of social relations in daily life. Performing arts serve as an important means of expanding social networks and understanding cultural diversity.
Downloads
References
Aditya, M. C. P. (2023). Melayu Persembahan Dance: The Meaning Of Form And Movement As Local Wisdom In Ranai City, Natuna Regency. Jurnal Scientia, 12(02), 1504–1512.
Aditya, M. C. P., Satrianingsih, A. R. O., Tindarika, R., & Ramadhan, I. (2023). Pelatihan Proses Penciptaan Gerak Kreasi Pada Tari Tradisi Nusantara Di Langkau Etnika Art Space. Journal Of Human And Education (JAHE), 3(2), 133–138.
Aminuyati, A., Marpaung, E., Saputra, J., Nikita, N., & Yuda, Y. (2022). Kajian Budaya Etnis Dalam Mengembangkan Kepribadian Sosial Masyarakat Di Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang Perbatasan Indonesia-Malaysia. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 13(1), 172–179.https://doi.org/10.26418/jpsh.v13i1.52683
Apriani, W. L., Supriyanti, S., & Martiara, R. (2023). Eksistensi Kesenian Tayub Sekar Taji Di Dusun Pundungsari, Desa Pundungsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul. IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan, 17(1).
Bagaskara, A., Hakiki, K. M., Rohmatika, R. V., Badruzaman, B., & Putra, A. E. (2021). Identitas Kebalian; Rekonstruksi Etnik Bali Dalam Mempertahankan Identitas Pasca Konflik. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 16(1), 49–74. https://doi.org/10.24042/ajsla.v16i1.9196
Dewiyanti, D., Natalia, T. W., & Aditya, N. C. (2020). Pendampingan Desain Pemanfaatan Lahan Terlantar Di Kompleks Perumahan Melalui Pendekatan Komunitas. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, 9(3). Https://Doi.Org/10.32315/Jlbi.V9i3.108
Diarta, I. K. S. (2019). Memahami Sosiologi. Sosiologi Pariwisata, 1–464.
Firdaus, L. (2017). Analisis Akulturasi Kebudayaan Antara Masyarakat Transmigran Dengan Masyarakat Lokal. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 8(2).
Firmansyah, H., Ramadhan, I., Wiyono, H., & Superman, S. (2022). Historisitas Dan Perkembangan Budaya Masyarakat Etnis Madura Di Kalimantan Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 8(2), 141–151. Https://Doi.Org/10.23887/Jiis.V8i2.40831
Guntaris, E. (2018). Dialektika Ritual Dan Hiburan Dalam Kesenian Barongan Di Kabupaten Blora Jawa Tengah. Https://Doi.Org/10.31237/Osf.Io/Cea2m
Ismail, H. F. (2019). Islam, Konstitusionalisme Dan Pluralisme. Ircisod.
LAILA WAFIQ, A. (2023). Analisis Tekstual Seni Beladiri Kuntau Pisau Due Semende Di Kampung Rebang Tinggi.
Lenama, H. (2023). Peran Tari Lego-Lego Sebagai Mediator Kultural Dalam Resolusi Konflik Antar Etnik Di Kepulauan Alor. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia Dan Kebudayaan (Manusia Dan Sejarah Kebudayaan, Manusia Dalam Keanekaragaman Budaya Dan Peradaban, Manusia Dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2). Https://Doi.Org/10.30603/Tjmpi.V7i2.1125
Muslimawati, I., Kafi, E. M., Aprinastuti, C., & Wadina, M. (2023). Implementasi Computational Thingking Pada Pembelajaran Tematik Gerak Keseharian Dan Alam Dalam Tari Serta Mengukur Berat Benda Dalam Satuan Baku Kelas 2 Tema 6 Subtema 2. Indonesian Journal Of Elementary Education And Teaching Innovation, 2(2), 72–86. Https://Doi.Org/10.21927/Ijeeti.2023.2(2).72-86
Nurmaning, B. A. (2022). Pelestarian Nilai Kearifan Lokal Melalui Kesenian Reog Kendang Di Tulungagung. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 13(2), 635–642. Https://Doi.Org/10.26418/J-Psh.V13i2.54051
NURYASMI, N. (2021). Di Balik Topeng Hudoq, Tersibak Cerita Asal Usul Lahirnya Tari Hudoq. Cendekia: Jurnal Ilmu Pengetahuan, 1(1), 108–122. https://doi.org/10.51878/cendekia.v1i1.97
Oktariani, D. (2023). Penanaman Nilai Moral Pada Anak Usia Dini Melalui Tari Tradisional di Sanggar Flamingo. Jurnal Golden Age, 7(1).
Prasetya, I. A., & Ramadhan, I. (2024). Implementasi motion grafis video animasi 2D untuk pengenalan seni, budaya, dan kuliner khas di Provinsi Kalimantan Barat. Academy of Education Journal, 15(1), 34–52. https://doi.org/10.47200/aoej.v15i1.1971
Pritantia, N. R., Kosasih, A., & Supriyono, S. (2021). Pola Hubungan Sosial Masyarakat Multikultural dalam Gaya Hidup Beragama (Studi Kasus Kampung Kancana Kabupaten Kuningan). Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 7(3), 165–172. https://doi.org/10.32884/ideas.v7i3.442
Putri, K., Sulaiman, A., & Sinabuntar, M. J. (2024). Analisis interaksionisme simbolik pada tradisi Peh Cun di Desa Rebo Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka. Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 2(10), 123–133.
Rahmatin, L. (2023). Analisis Potensi Budaya Lokal sebagai Atraksi Wisata Dusun Segunung. Jurnal Kajian Dan Terapan Pariwisata, 3(2), 30–40. https://doi.org/10.53356/diparojs.v3i2.79
Ramadhan, I. (2021a). KEBERAGAMAN ETNIS MADURA DI KALIMANTAN BARAT. Royeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Humaniora, 26(2), 100-107. https://doi.org/10.26418/proyeksi.v26i2.2902
Ramadhan, I. (2021b). Pembangunan Pariwisata Equator Park Dan Perubahan Sosial Budaya Ekonomi Masyarakat. ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial Dan Budaya, 10(3). https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v10i3.1164. https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v10i3.1164
Ramadhan, I., Firmansyah, H., Adlika, N. M., Wiyono, H., & Putri, A. E. (2023). Kuda Kepang Barongan: Eksistensi Kebudayaan Etnis Jawa Di Pontianak Sebagai Sumber Belajar Ips. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 8(2), 147–163. https://doi.org/10.26737/jpipsi.v8i2.3956
Ramadhan, I., Noor, A. S., & Supriadi. (2015). Asimilasi Perkawinan Arab-Melayu Kampung Arab Kelurahan Dalam Bugis Pontianak. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(4).
Sephia, N. M., Ismunandar, I., & Aditya, M. C. P. (2023). Bentuk Penyajian Tari Persembahan Melayu Di Kota Ranai Kabupaten Natuna Kepulauan Riau. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 12(2), 420–431.
Sophia, A. (2020). Asuh Asah Babakeh. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Sundari, R. S. (2021). Eksotisme Ragam Gerak Tari Dalam Kesenian Barongan Kusumojoyo Demak Sebagai Kesenian Pesisir. Jurnal Seni Tari, 10(2), 112–119. https://doi.org/10.15294/jst.v10i2.51377
Tindarika, R., & Ramadhan, I. (2021). Kesenian Hadrah Sebagai Warisan Budaya Di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 7(3). https://doi.org/10.37905/aksara.7.3.907-926.2021 https://doi.org/10.37905/aksara.7.3.907-926.2021
Wintoko, D. K., & Nugroho, J. M. (2024). Analisis Kasus Bullying Pada Remaja Ditinjau Dari Perspektif Interaksionisme Simbolik. ALADALAH: Jurnal Politik, Sosial, Hukum Dan Humaniora, 2(1), 62–70. https://doi.org/10.59246/aladalah.v2i1.617
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Mega Cantik Putri Aditya, Iwan Ramadhan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)