Lanskap Permukiman Tradisional Masyarakat Kerinci dalam Kajian Memori Kolektif

Authors

  • Nurul Afni Sya'adah Universitas Indonesia
  • Wanny Rahardjo Wahyudi Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22219/satwika.v8i1.31951

Keywords:

Landscape, traditional settlement, Kerinci, memory collective

Abstract

Memori atau ingatan manusia yang tidak bertahan lama dituangkan dalam wujud benda sehingga kegiatan mengingat dan melupakan terwujud dalam bentuk budaya material. Ingatan bersama (memori kolektif) kelompok masyarakat tertuang dalam budaya material yang menjadi identitas mereka. Permukiman tradisional masyarakat Kerinci masih mempertahankan kondisi lanskap budaya secara tradisional. Hal ini menarik untuk ditelusuri lebih dalam perihal bagaimana pengetahuan tersebut masih digunakan pada pola permukiman masyarakat Kerinci sehingga tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengetahuan tersebut terus berlanjut secara turun temurun dalam masyarakat Kerinci. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana permukiman tradisional masyarakat Kerinci saat ini masih mengikuti pola permukiman masa lalu. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka metode yang digunakan berupa tahapan dalam studi arkeologi berupa pengumpulan data utama yang dilakukan dengan deskripsi dan dokumentasi. Tahapan selanjutnya berupa analisis data yang dilakukan dengan analisis morfologi dan analisis konteks yang melihat secara makro keadaan temuan untuk melihat gejala yang muncul. Tahapan akhir berupa penafsiran data dengan memadukan hasil analisis dan teori yang digunakan. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa permukiman tradisional masyarakat Kerinci merujuk pada pola permukiman kuno masa megalitik yang telah mengalami adaptasi terhadap islmamisasi yang terjadi di Kerinci dan masih digunakan hingga masa kini.

 

Memory does not exist for a long time, it is transformed into objects so the activities of remembering and forgetting are realized by material culture. The collective memory is contained in the material culture that becomes an identity of society. The Kerinci traditional settlements still maintain traditional cultural landscape conditions. It is interesting to explore how this knowledge is still used in the pattern of Kerinci traditional settlements. This research aims to look at how this knowledge continues from generation to generation in Kerinci society.  This article will discuss how the Kerinci traditional settlement still follows the settlement patterns of the past. To answer this question, the stages of archaeological studies are used as the method such as data collection to primary sources carried out by description and documentation. Data analysis is carried out using morphological analysis and context analysis to look for the symptoms that appear in macro conditions. Data interpretation by combining the results of the analysis and the theory used. From the results of the analysis, the Kerinci traditional settlement refers to the ancient settlement patterns of the megalithic tradition which have adapted to the Islamization that occurred in Kerinci and are still used today.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahimsa-Putra, H. S. (1997). Arkeologi Pemukiman: Asal-Mula dan Perkembangannya. Humaniora No. 5, Vol V, 15–25. https://doi.org/10.22146/jh.1876

Ashmore, W., & Sharer, R. J. (2010). Discovering Our Past: A Brief Introduction to Archaeology. In Higher Education (Fifth). Higher Education.

Bonatz, D. (2009). The Neolithic in the Highlands of Sumatra: Problems of Definition. In D. Bonatz, J. Miksic, J. D. Neidel, & M. L. Tjoa-Bonatz (Eds.), From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra (Cambridge). https://press-files.anu.edu.au/downloads/press/n12084/pdf/ch12.pdf

Bonatz, D. (2012). A Highland Perspective on the Archaeology and Settlement History of Sumatra. Archipel 84, 84.

Bonatz, D., Neidel, J. D., & Tjoa-Bonatz, M. L. (2006). The Megalithic Complex of Highland Jambi: An Archaeological perspective. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 162(4), 490–522. https://doi.org/10.1163/22134379-90003664

Bruck, J., & Goodman, M. (2001). Introduction: Themes for a Critical Archaeology of Prehistoric Settlement. In J. Bruck & M. Goodman (Eds.), Making Places in the Prehistoric World: Themes in Settlement Archaeology. UCL Press.

Budisantosa, T. M. S. (2006). Laporan Penelitian Arkeologi Penjajagan Arkeologi di Dataran Tinggi Jambi, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Budisantosa, T. M. S. (2007). Laporan Penelitian Arkeologi Pola Permukiman Semi-Mikro Situs-situs Magalitik di Dataran Tinggi Jambi Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

Budisantosa, T. M. S. (2008). Laporan Penelitian Kubur Tempayan Situs Lolo Gedang, Kerinci, Jambi.

Budisantosa, T. M. S. (2009). Laporan Penelitian Megalitik di Situs Muak, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Budisantosa, T. M. S. (2011). Laporan Penelitian Arkeologi Kubur Tempayan di Desa Muak, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. In Phys. Rev. E. http://www.ainfo.inia.uy/digital/bitstream/item/7130/1/LUZARDO-BUIATRIA-2017.pdf

Budisantosa, T. M. S. (2012). Laporan Penelitian Arkeologi Megalitik Sungai Tenang, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Budisantosa, T. M. S. (2013). Laporan Penelitian Arkeologi Kubur Tempayan di Situs Siulak Tenang, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Budisantosa, T. M. S. (2014). Laporan Penelitian Arkeologi Hubungan Antara Kubur Tempayan dan Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kepercayaan di Situs Siulak Tenang, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. In Balai Arkeologi Palembang.

Budisantosa, T. M. S. (2015a). Kubur Tempayan di Siulak Tenang, Dataran Tinggi Jambi dalam Perspektif Ekonomi, Sosial, dan Kepercayaan. Forum Arkeologi, 28(1), 1–10. http://forumarkeologi.kemdikbud.go.id/ojs-lama/index.php/fa/article/view/75

Budisantosa, T. M. S. (2015b). Megalit dan Kubur Tempayan Dataran Tinggi Jambi dalam Pandangan Arkeologi Dan Etnosejarah. Berkala Arkeologi, 35(1), 17–30. https://doi.org/10.30883/jba.v35i1.36

Budisantosa, T. M. S. (2015c). Pola Pemukiman Komunitas Budaya Megalitik di Desa Muak, Dataran Tinggi Jambi. Berkala Arkeologi SANGKHAKALA, 18(1), 77–94. https://doi.org/10.24832/sba.v18i1.9

Chang, K. C. (1968). To Ward a Science of Prehistoric Society. In K. C. Chang (Ed.), Settlement Pattern. National Press Book.

Darvill, T. (2005). The Historic Environment, Historic Landscapes, and Space-time-action Models in Landscape Archaeology. In P. J. Ucko & R. Layton (Eds.), The Archaeology and Anthropology of Landscape: Shaping Your Landscape. Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203202449

Grant, J., Gorin, S., & Fleming, N. (2002). The Archaeology Coursebook: An Introduction to Study Skills, Topics and Methods. In Aestimatio: Critical Reviews in the History of Science (Vol. 4). Routledge. https://doi.org/10.33137/aestimatio.v4i0.25794

Halbwachs, M. (1992). On Collective Memory. In L. A. Coser (Ed.), Docomomo Journal (Issue 53). The University of Chicago Press. https://doi.org/10.52200/53.a.c4gwdaq3

Hasibuan, M. S. R., Nurhayati, & Kaswanto. (2014). Karakter Lanskap Budaya Rumah Larik Di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Jurnal Lanskap Indonesia, 6(02), 13–15. https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jli/article/view/16558

Jones, A. (2007). Memory and Material Culture. Cambridge University Press. https://doi.org/https://doi.org/10.1017/CBO9780511619229

Loney, H. L., & Hoaen, A. W. (2005). Landscape, Memory and Material Culture: Interpreting Diversity in the Iron Age. Procedings of the Prehistory Society 71, 361–378.

Murdiyanto, E. (2020). Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi Disertai Contoh Proposal). In Bandung: Rosda Karya (Pertama). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Press. http://www.academia.edu/download/35360663/METODE_PENELITIAN_KUALITAIF.docx

Nofrial. (2016). Rumah Etnik Kerinci Arsitektur dan Seni Ukir (A. Gunawan (ed.)). LPPMPP ISI Padang Panjang.

Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (2008). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 1: Zaman Prasejarah di Indonesia (Edisi ke). Balai Pustaka.

Setia, J. T. (2022). Jihat dalam Tradisi Masyarakat Adat Mendapo Limo Dusun dan Mendapo Rawang, Kerinci Kajian Fenomenologi. Universitas Jambi. https://repository.unja.ac.id/30294/4/Cover.pdf

Somba, N. (2009). Jejak-jejak Arkeologis di Kaki Gunung Bambapuang Kabupayten Enrekang Sulawesi Selatan. Walennae, 11 No. https://doi.org/10.24832/wln.v11i2.212

Subroto, P. (1983). Studi Tentang Pola Permukiman Arkeologi Kemungkinan-Kemungkinan Penerapannya di Indonesia. Pertemuan Ilmiah Arkeologi. https://doi.org/10.24832/wln.v4i2.128

Sunliensyar, H. H. (2018a). Asosiasi Gundukan Tanah, Sungai, dan Menhir di Pusat Wilayah Adat Tanah Sekudung, Baratlaut Lembah Kerinci, Dataran Tinggi Jambi (Kajian Fenomenologi). Amerta, 37 No 25, 115–131. https://jurnalarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/amerta/article/view/478

Sunliensyar, H. H. (2018b). Lanskap Budaya Masyarakat Kerinci di Pusat Wilayah Adat Tanah Sekudung, Dataran Tinggi Jambi. Universitas Gadjah Mada. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/165813

Tjoa-bonatz, M. L. (2009). The Megaliths and the Pottery: Studying the Early Material Culture of Highland Jambi. In D. Bonanatz, J. Miksic, J. D. Neidel, & M. L. Tjoa-Bonatz (Eds.), From Distant Tales : Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra (pp. 434–484). Cambridge Scholars Publishing.

Downloads

Published

2024-04-30

How to Cite

Sya’adah, N. A., & Wahyudi, W. R. (2024). Lanskap Permukiman Tradisional Masyarakat Kerinci dalam Kajian Memori Kolektif. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 8(1), 199–209. https://doi.org/10.22219/satwika.v8i1.31951

Issue

Section

Table of Content