Hilangnya Bahuma Mototn: Modernisasi Pertanian terhadap Sistem Perladangan Orang Dayak Kanayatn
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v8i2.32776Keywords:
Dayak Kanayatn, Agriculture Modernization, FarmingAbstract
Tulisan ini merespon perubahan pola perladangan komunitas Dayak karena kebijakan pemerintah yang mengusung modernisasi pertanian. Tujuan tulisan ini menganalisis dampak modernisasi pertanian terhadap praktik perladangan orang Dayak Kanayatn Desa Samalantan, Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang di Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian deskriptif dan merujuk pada teori modernisasi oleh Rostow, yang menggambarkan perubahan sosial dalam lima tahapan pembangunan. Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan untuk mendeskripsikan pola perladangan Dayak Kanayatn, bentuk perubahan yang terjadi, dan dampak yang dihasilkan akibat modernisasi pertanian. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan informan yang merupakan peladang dan petani Dayak Kanayatn. Selain itu observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh pemahaman langsung tentang praktik perladangan mereka. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur, dokumen resmi, dan catatan lapangan yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modernisasi pertanian memiliki dampak signifikan terhadap sistem perladangan orang Dayak Kanayatn di Desa Samalantan. Dampak positifnya meliputi peningkatan produktivitas melalui penggunaan teknologi pertanian dan praktik pertanian yang efisien, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta kontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Namun, dampak negatifnya mencakup perubahan nilai-nilai sosial budaya masyarakat Dayak Kanayatn, kehilangan kearifan lokal, dan terancamnya benih padi lokal Dayak Kanayatn. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang implikasi modernisasi pertanian, diharapkan langkah-langkah kebijakan dapat dirumuskan untuk melestarikan kearifan lokal, meminimalisir dampak negatif, dan memaksimalkan manfaat positif dari modernisasi pertanian dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan di wilayah ini.
This research aims to analyze the effect of agricultural modernization on the farming system of Dayak Kanayatn in Samalantan Village, Samalantan Subdistrict, Bengkayang Region. It used a qualitative approach using a descriptive design. A modernization theory expressed by W.W. Rostow was used as atheoretical basis, describing social changes in five-stage development. The datawere gathered through primary and secondary sources. The research illustrated the farming pattern of Dayak Kanayatn, the form of changes, and the effects caused by agricultural modernization. The primary data were obtained from in-depth interviews with a participant. He is a native of Dayak Kanayatn, working as a farmer. Observations were also conducted to better understand the farming practices in the area. Following that, secondary sources were traced through literature reviews, official documents, and field notes that were relevant to the research topic. Results indicated that agricultural modernization significantly affected the farming system of the Dayak Kanayatn people in Samalantan Village. The positive effect was a productivity increase with the use of agricultural technology and efficient farming practices. In addition, it contributed to the people's welfare improvement and sustainable economic and developmental growth. However, this modernization also brought some negative effects, such as sociocultural changes among people in Dayak Kanayatn. People might also be facing the threat of losing local wisdom and local rice seeds in Dayak Kanayatn. The results of this study are expected to provide a better understanding of social change and the impact of agricultural modernization on the Kanayatn Dayak community, as well as provide relevant recommendations for sustainable agricultural development in this region.
Downloads
References
Agustinus, E. and Mekarryani, H. (2021) Penerapan Kearifan Lokal Adat Balala’ dalam pencegahan Penyebaran Pandemi Covid-19 di Kabupaten Landak’, Pontianak: Derwati Press.
Asyura, Abdul Manan and Ruhamah (2020) Tradisi Ureh dalam Bercocok Tanam pada Masyarakat Desa Keude Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya, Indonesian Journal of Islamic History and Culture, 1(2), pp. 148–167. Available at: https://doi.org/10.22373/ijihc.v1i2.676.
Bagas (2022) Modernisasi Pertanian Dan Pergeseran Institusi Gotong Royong Di Desa Teamusu Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone. Universitas Hasanuddin Makassar.
Biro Humas Kemen LHK (2015) ‘Inpres No. 11 Tahun 2015 Pacu Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Lahan & Hutan’, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, November.
Bungin, B. (2007) Metode Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta.
Manifesto, C. (2017) ‘Modernity and modernization both derive from the postclassical Latin adjective.’ Available at: https://doi.org/https://doi.org/10.1002/9781118430873.est0833.
Darwadi, S.H. (2020) Sejarah Revolusi Hijau, Pahamify.
Digdowiseiso, K. (2019) Teori Pembangunan. Cetakan I. Edited by E. Sugiyanto. Jakarta: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS).
Djafar, A. (no date) ‘ekan Gawai Dayak Jadi Agenda Tahunan di Pontianak’, Gatra.com, p. 2019. Available at: https://www.gatra.com/news-417417-gaya-hidup-pekan-gawai-dayak-jadi-agenda-tahunan-di-pontianak.html.
Efriani, E. et al. (2021) ‘Pamole’ Beo’: Pesta syukur padi petani ladang Dayak Tamambaloh di Kalimantan Barat’, Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 5(2), pp. 229–240. Available at: https://doi.org/10.22219/satwika.v5i2.17938.
Gultom, F. and Harianto, S. (2021) ‘Revolusi Hijau Merubah Sosial-Ekonomi Masyarakat Petani’, TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial, 4(2), pp. 145–154. Available at: https://doi.org/10.15575/jt.v4i2.12579.
Latumaerissa R., J. (2020) Swasembada Beras Adalah Invasi Terhadap Sagu Dan Pangan Lokal Di Maluku, titastory.id.
Lestari, D.E.G. (2020) ‘Peran Komunikasi dalam Proses Modernisasi Masyarakat Desa Pertanian’, Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 4(2), pp. 150–156. Available at: https://doi.org/10.22219/satwika.v4i2.14108.
Matondang, A. (2019) ‘Dampak Modernisasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat’, Wahana Inovasi, 8(2) pp. 188-198. https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/wahana/article/view/2389/1595
Praptantya, D.B. et al. (2022) ‘Akseptasi modernitas beragama Orang Dayak di Kampung Nyarumkop’, Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 6(2), pp. 336–350. Available at: https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.22165.
Rahmadani, A.A., Ibrahim, T. and Saadah, S. (2020) ‘Keberadaan Pengetahuan Lokal Masyarakat Tani Di Era Revolusi Hijau (Studi Kasus Petani Padi Di Desa Carebbu Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan)’, Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 16(2), p. 149. Available at: https://doi.org/10.20956/jsep.v16i2.7238.
Rich, B. (1999) Menggadaikan Bumi: Bank Dunia Pemikiran Lingkungan dan Krisis Pembangunan. Jakarta: INFID.
Rifkian, B.E., Suharso, P. and Sukidin, S. (2017) ‘Modernisasi Pertanian (Studi Kasus Tentang Peluang Kerja Dan Pendapatan Petani Dalam Sistem Pertanian Di Desa Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember)’, JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial, 11(1), p. 28-39. Available at: https://doi.org/10.19184/jpe.v11i1.4995.
Sartika (2018) Dampak Revolusi Teknologi Pertanian Terhadap Masyarakat Paleteang Kabupaten Pinrang. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Setyowati, H.E. (2020) Pekan Sagu Nusantara 2020, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Sosilo, H. (2022) Jalan Terjal Pangan Lokal, Harian Kompas.
Sudy, F.E. (2015) Dampak Penggunaan Teknologi Pertanian Terhadap Sistem Sosial Budaya Masyarakat Tani Desa Mareda Kalada Kecamatan Wewewa Timur Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur. Universitas Kristen Satya Wacana.
Sugianto, D. (2021) Kisah RI Pernah Swasembada Pangan, detikfinance.
Sugiyono (2012) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Tjondronegoro, S.M. (1978) ‘Modernisasi Pedesaan: Pilihan Strategi Dasar Menuju Fase epas Landas?’, Majalah Prisma.
Yogi, I.B.P.P. (2018) ‘Padi Gunung Pada Masyarakat Dayak, Sebuah Budaya Bercocok Tanam Penutur Austronesia (Melalui Pendekatan Etnoarkeologi).’, Forum Arkeologi, 31(1), p. 45-56. Available at: https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.24832/fa.v31i1.456.
Yuliana, R. (2017) Simplitas Pengetahuan Lokal (Studi Modernisasi Pertanian Masyarakat Uluere Kabupaten Bantaeng). Universitas Muhammadiyah Makassar.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Nadila Putri, Hasanah, Diaz Restu Darmawan, Taufik Agus Purnomo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)