Marhata sebagai Rekonsiliasi Konflik Tanah Warisan Antar Marga di Desa Hatinggian Kabupaten Toba
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v8i2.35819Keywords:
Konflik, Marhata, Rekonsiliasi, Tanah WarisanAbstract
Sistem pembagian tanah warisan bagi Masyarakat Batak Toba sering sekali menjadi konflik, seperti konflik antar marga Sirait dan Sinaga yang ada di Desa Hatinggian. Konflik muncul karena para pemilik tanah telah meninggal, anak cucu pergi merantau, dan tanah tidak memiliki sertifikat karena diwariskan secara turun-temurun. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan tradisi marhata sebagai rekonsiliasi konflik dalam penyelesaian konflik tanah warisan antar marga di Desa Hatinggian Kabupaten Toba. Penelitian ini menggunakan teori konflik oleh Lewis A. Coser, teori tindakan sosial oleh Max Weber yang berfokus pada teori tindakan rasionalitas instrumental dan teori tindakan tradisional untuk melihat langkah-langkah penyelesaian konflik tanah warisan antar marga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi dan studi dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah marga yang berkonflik dan para tokoh adat. Analisis data dengan melakukan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tradisi marhata menjadi dialog terbuka dan partisipatif dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, dan rasa hormat. Setiap pihak menyampaikan pandangan dan keluhannya, sehingga solusi yang adil dan diterima oleh semua pihak tercapai dan tercipta perdamaian sehingga tradisi ini perlu dipertahankan.
The inheritance land distribution system for the Toba Batak community often becomes a conflict, such as the conflict between the Sirait and Sinaga clans in Hatinggian Village. The conflict arises because the landowners have died, their children and grandchildren have gone abroad, and the land does not have a certificate because it is inherited from generation to generation. This study aims to describe the marhata tradition as a conflict reconciliation in resolving inheritance land conflicts between clans in Hatinggian Village, Toba Regency. This study uses conflict theory by Lewis A. Coser, social action theory by Max Weber which focuses on the theory of instrumental rationality action and traditional action theory to see the steps to resolve inheritance land conflicts between clans. This study uses a qualitative method with a case study approach. Data collection was carried out through interviews and observations and document studies. The informants in this study were the conflicting clans and traditional leaders. Data analysis by conducting data reduction, data presentation and drawing conclusions/verification. The results of this study indicate that the marhata tradition is an open and participatory dialogue by upholding the values of honesty, openness, and respect. Each party conveys their views and complaints, so that a fair and acceptable solution is achieved by all parties and peace is created so that this tradition needs to be maintained.
Downloads
References
Anjari, W. (2014). Fenomena Kekerasan sebagai Bentuk Kejahatan (Violence). E-Journal WIDYA Yustisia, 1(1), 42–51. https://media.neliti.com/media/publications/246968-fenomena-kekerasan-sebagai-bentuk-kejaha-60c284aa.pdf
Arifin, M., Putri, N. D., Sandrawati, A., & Harryanto, R. (2019). Pengaruh Posisi Lereng terhadap Sifat Fisika dan Kimia Tanah pada Inceptisols di Jatinangor. SoilREns, 16(2), 37–44. https://doi.org/10.24198/soilrens.v16i2.20858
Baihaqi, M. K., & Birsyada, M. I. (2022). Agama dan ritual: Dinamika konflik Dusun Mangir Lor Sendangsari Pajangan. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(2), 299–310. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.21657
Boboy, J. T. B., Santoso, B., & Irawati, I. (2020). Penyelesaian Sengketa Pertanahan Melalui Mediasi Berdasarkan Teori Dean G.Pruitt Dan Jeffrey Z.Rubin. Notarius, 13(2), 803–818. https://doi.org/10.14710/nts.v13i2.31168
Bravo, N. (2019). Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Hukum Waris Adat Berdasarkan Sistem Kekerabatan. Lex Privatum, 7(3), 2019. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/25923
Chandra, R. I. (1992). Konflik dalam hidup sehari hari. Kasinius.
Jannah, S. (2023). Nilai moral dalam tradisi Asapoan sebagai potret kerukunan masyarakat. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(1), 103–112. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.24607
Kurnia, H., Dasar, F. L., & Kusumawati, I. (2022). Nilai-nilai karakter budaya Belis dalam perkawinan adat masyarakat Desa Benteng Tado Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(2), 311–322. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.22300
Lauer, R. H. (1993). Perspektif Tentang Perubahan Sosial (Terjemahan) (Edisi ke 2). Rineka Cipta.
Lestari, S. (2016). Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai & Penanganan Konflik Keluarga . Prenada Media.
Malik, I. (2017). Resolusi Konflik Jembatan Perdamaian. Kompas Media Nusantara.
Manalu, R. M. U., Elsera, M., & Arieta, S. (2023). Penyelesaian Konflik Tanah Warisan Pada Keluarga Batak Toba “Sapopparan” Di Kecamatan Pakkat. Social Issues Quarterly, 1(2), 319–331. https://ejournal.umrah.ac.id/index.php/siq/article/view/60
Mulyadi. (2012). Konflik Sosial Ditinjau Dari Segi Struktur dan Fungsi. In Humaniora (Vol. 14, Issue 3, p. 2). https://doi.org/10.22146/jh.764
Muspawi, M. (2014). Manajemen Konflik (Upaya Penyelesaian Konflik dalam Organisasi). Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora Penawar, 16(2), 41–46. https://www.neliti.com/id/publications/43447/manajemen-konflik-upaya-penyelesaian-konflik-dalam-organisasi
Normalita, A. (2023). Nilai-nilai toleransi hasil akulturasi budaya pada masjid Mantingan Jepara. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(1), 133–142. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.24353
Nurnaningsih. (2022). Pusaran Konflik Agraria Dan Model Resolusi Konflik Berbasis Keadilan Restoratif. Jurnal Hukum & Pembangunan, 52(2), 552–553. https://scholarhub.ui.ac.id/jhpAvailableat:https://scholarhub.ui.ac.id/jhp/vol52/iss2/14
Perdana, D. I., & Yuliana. (2015). Analisis Konflik atau Sengketa Hak Kepemilikan Tanah Adat Betang Sangkuwu di Desa Tumbang Marak. Jurnal Sosiologi Nusantara, 1(1), 1–16. https://doi.org/10.33369/jsn.1.1.1-16
Permatasari, E. P., Fabrianti, N. F. A., Salsabila, Q., & Abada, M. Z. R. (2023). Pentingnya Penyelesaian Konflik Tanah Melalui Pembagian Warisan Yang Adil. Concept: Journal of Social Humanities and Education, 2(2), 124–134. https://doi.org/10.55606/concept.v2i2.295
Poloma, M. M. (1994). Sosiologi Kontemporer. PT Raja Grafindo Persada,.
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (1995). Teori Sosiologi. Kereasi Wacana.
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2007). Teori Sosial Moderen,.
Rusdiana. (2015). Manajemen Konflik. Cv. Pustaka Setia.
Sanjaya, I., Suswandari, S., & Gunawan, R. (2022). Nilai–nilai tradisi budaya Cap Go Meh pada masyarakat Cina Benteng di Tangerang sebagai sumber pembelajaran di sekolah. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(2), 384–401. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.23163
Setiawan, J., & Anggito, A. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak Publisher.
Setiyawan, K. B. (2018). Lewis Coser Biography. September. https://www.researchgate.net/publication/327497761
Situmorang, L. (2021). Tinjauan Konsep Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon, pada Masyarakat Batak Toba di Kota Rantauparapat. 7(2) pp. 26-35. https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/civic/article/view/3206/0
Soekanto, S., & Mamuji, S. (2010). Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Raja Grafindo
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Winda Safrina Sinaga, Agus Supratikno, Tony Tampake
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)