Bantengan Art and Ideology: The Independent Banteng Dance as a Spirit of Freedom

Authors

  • Belinda Dewi Regina Universitas Muhammadiyah Malang
  • Suharto Suharto Universitas Negeri Semarang
  • Wandah Wibawanto Universitas Negeri Semarang

DOI:

https://doi.org/10.22219/satwika.v8i2.37483

Keywords:

Dance Creativity, Religious freedom, Virtual Ethnography, symbol kultural

Abstract

Bantengan art, as part of East Javanese traditional culture, not only functions as entertainment, but also as a medium for social and ideological expression that is full of symbolic meaning. This research aims to analyze the relationship between Bantengan art and the ideology of freedom, with a focus on the Merdeka Banteng Dance as a representation of the spirit of freedom. The Merdeka Bantengan. Dance, one of the important elements in this art, is often associated with the spirit of resistance and freedom. This research uses a qualitative approach. Data was collected through participant observation, in-depth interviews with artists and cultural figures, as well as studying related literature. The analysis was carried out using thematic analysis and semiology methods to understand the symbolism contained in dance movements, costumes and music. The research results show that the Merdeka Bantengan Dance reflects the ideology of freedom through the use of the Bantengan symbol as a representation of strength and resistance to oppression. Through cultural and ideological meaning, the Merdeka Banteng Dance becomes a means of communication and expression of the spirit of freedom that is rooted in Bantengan art. This research provides new insight into how traditional art can function as a mirror of ideology and become a means of social expression in society.

 

Kesenian Bantengan, sebagai bagian dari budaya tradisional Jawa Timur, tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media ekspresi sosial dan ideologis yang sarat makna simbolis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kesenian Bantengan dengan ideologi kebebasan, dengan fokus pada Tari Banteng Merdeka sebagai representasi spirit kebebasan. Tari Banteng Merdeka, salah satu elemen penting dalam kesenian ini, sering diasosiasikan dengan semangat perlawanan dan kebebasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan para pelaku kesenian dan budayawan, serta studi literatur terkait. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis tematik dan semiologi untuk memahami simbolisme yang terkandung dalam gerakan tari, kostum, dan musik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Banteng Merdeka merefleksikan ideologi kebebasan melalui penggunaan simbol banteng sebagai representasi kekuatan dan perlawanan terhadap penindasan. Melalui pemaknaan budaya dan ideologis, Tari Banteng Merdeka menjadi sarana komunikasi dan ekspresi dari semangat kebebasan yang mengakar dalam kesenian Bantengan. Penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai bagaimana seni tradisional dapat berfungsi sebagai cermin ideologi dan menjadi alat ekspresi sosial dalam masyarakat.

Downloads

Download data is not yet available.

References

-, S. S. Y., Indira, D., & -, I. L. M. (2015). Upaya Pelestarian Kesenian Khas Desa Mekarsari Dan Desa Simpang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Dharmakarya, 4(1), 42–46. https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v4i1.9038

Afifah, D. N., & Irawan, I. (2021). Upaya pelestarian kesenian Bantengan di wilayah Prigen Kabupaten Pasuruan (dalam perspektif tindakan sosial Max Weber). Jurnal Integrasi Dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, 1(5), 547–557. https://doi.org/10.17977/um063v1i5p547-557

Agus Subandi. (2011). Persepsi Buddhisme Dalam Pertunjukkan Kesenian Sandol Desa Candi Garon Sebagai Wujud Pembangunan Nilai-Nilai Seni Budaya Bangsa. Agama Buddha Dan Ilmu Pengetahuan, 5(2), 1–17. https://doi.org/https://doi.org/10.53565/abip.v2i2.60

Ana Irhandayaningsih. (2018). Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. Anuva, 2(1), 19–27. https://doi.org/10.14710/anuva.2.1.19-27

Anggrani, A.-, & Karsiwan, K. (2024). Ruwat Dandang: Antara Mitos Dan Tradisi di Desa Bumirejo Kabupaten Lampung Tengah. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 19(1), 23–36. https://doi.org/10.14710/sabda.19.1.23-36

Astuti, R. F., Rahayu, V. P., Mustangin, M., Dewi, R. R. C., & Rahmaniah, R. (2022). Analisis perilaku konsumsi melalui gaya hidup pada usia remaja. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(2), 232–241. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.22313

Bauto, L. M. (2016). Perspektif Agama dan Kebudayaan dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2), 11. https://doi.org/10.17509/jpis.v23i2.1616

Budiwirman, B., Syeilendra, S., Ramadhan, A., & Syafei, S. (2023). Seni Tradisional Dalam Seni Musik Modren: Analisis Berdasarkan Nilai Pendidikan. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 12(1), 108. https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.27135

Chairul, A. (2019). Kearifan Lokal Dalam Tradisi Mancoliak Anak Pada Masyarakat Adat Silungkang. Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 5(2), 172–188. https://doi.org/10.36424/jpsb.v5i2.86

Dana, B. M. (2022). Identitas Seniman Tari Barong dan Keris terhadap Komodifikasi Tari Sakral di Batubulan. Mudra Jurnal Seni Budaya, 37(3), 265–270. https://doi.org/10.31091/mudra.v37i3.1702

Darwis, R. (2018). Tradisi Ngaruwat Bumi Dalam Kehidupan Masyarakat (Studi Deskriptif Kampung Cihideung Girang Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang). Religious: Jurnal Studi Agama-Agama Dan Lintas Budaya, 2(1), 75. https://doi.org/10.15575/rjsalb.v2i1.2361

Deni, G. R. (2024). Penciptaan Busana Tari Adhyatsa. 8(3), 2140–2151. https://doi.org/10.58258/jisip.v7i1.7160/http

Faradilla, N., & Ahmad, H. A. (2023). Depictions of Socio-Cultural Elements in the Anime Series Attack On Titan Through Content Analysis Method. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(2), 469–478. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i2.28147

Faturrahman, M. W., Putri, D. K., Rika, R. N. S., Putra, S. A., Wardani, I. K., Valensia, E. V., Ardiarsa, N. Y., Mohti, Q. A., Bachtiar, M. M., Saputra, F. M., Prayogi, S. W., Prayitno, A. D., Firmansyah, R. A., Dana, R. N. W., & Jatmiko, J. (2023). Pelestarian Kesenian Ketoprak Melalui Pemberdayaan Pemuda Karang Taruna. Archive: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 114–128. https://doi.org/10.55506/arch.v2i2.45

Firmansyah, H., Ramadhan, I., Wiyono, H., Putri, A. E., & Atmaja, T. S. (2023). Perkembangan dan pelestarian tenun Corak Insang khas kota Pontianak. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(1), 12–20. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.23933

Gafur, A., Rusli, R., Mardiyah, A., Anica, A., & Mungafif, M. (1970). Agama, Tradisi Budaya dan Peradaban. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan Dan Sastra Islam, 21(2), 124–138. https://doi.org/10.19109/tamaddun.v21i2.10665

Hermiawan, N. (2013). Jejak-Jejak Mistik di Balik Kesenian Bantengan Malang. Perspektif, 8(2), 141–163. https://doi.org/10.69621/jpf.v8i2.40

Indraningsih Jeno, C., Ni Made Arshiniwati, & Ida Ayu Trisnawati. (2023). Symbolic Meaning Relationship between the Condong Character and the Putri in the Gambuh Batuan Dance Drama. Mudra Jurnal Seni Budaya, 38(4), 432–442. https://doi.org/10.31091/mudra.v38i4.2038

Irianto, A. M. (2017). Kesenian Tradisional Sebagai Sarana Strategi Kebudayaan di Tengah Determinasi Teknologi Komunikasi. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 12(1), 90. https://doi.org/10.14710/nusa.12.1.90-100

Karmini, N. N. (2023). The Spirit of Hindu Religious Values in Balinese Folktale Men Sugih Teken Men Tiwas. Mudra Jurnal Seni Budaya, 38(1), 93–99. https://doi.org/10.31091/mudra.v38i1.2101

Manik Suryani, N. N., Ni Made, R., & Basset, K. (2023). Meaning of Legong Dedari Performance in Banjar Abian Nangka Kaja, Kesiman Petilan, East Denpasar. Mudra Jurnal Seni Budaya, 38(1), 54–60. https://doi.org/10.31091/mudra.v38i1.2253

Ni Wayan Masyuni Sujayanthi, & Ni Putu Hartini. (2023). Balinese Karawitan Arts as a Media for Character Education and Preservation of Balinese Cultural Arts. Mudra Jurnal Seni Budaya, 38(4), 452–457. https://doi.org/10.31091/mudra.v38i4.2490

Nur Sekreningsih, M., & Mia Juliana, S. (2021). Tradisi Ritual Bulan Suro pada Masyarakat Jawa di Desa Sambirejo Timur Percut Sei Tuan. Jurnal Seni Dan Budaya, 5(1), 40–52. https://doi.org/https://doi.org/10.24114/gondang.v2i1.9764

Nurhasanah, L., Siburian, B. P., & Fitriana, J. A. (2021). Pengaruh Globalisasi Terhadap Minat Generasi Muda Dalam Melestarikan Kesenian Tradisional Indonesia. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 31–39. https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.5616

Oktaviani, N. A., Sabri, I., Yanuartuti, S., & Nurhadi, D. (2024). The Existence of The Garuda Jaya Pencak Silat and Bantengan Association in Lumbangrejo Village Prigen District Pasuruan District. MSJ : Majority Science Journal, 2(3), 68–77. https://doi.org/10.61942/msj.v2i3.193

Pianto, H. A., Hadi, S., & Nurcholis, A. (2023). Tradisi tumpengan: simbol kehidupan masyarakat Jawa. Bandar Maulana: Jurnal Sejarah Kebudayaan, 27(1), 58–65. https://doi.org/10.24071/jbm.v27i1.5807

Pinihanti, S.-. (2020). Penanaman Rasa Syukur Melalui Tradisi Sedekah Bumi Di Desa Tegalarum, Demak : Kajian Indigenous Psikologi. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 22(1), 105. https://doi.org/10.26623/jdsb.v22i2.2909

Prasetyo, O., & Kumalasari, D. (2021). Nilai-Nilai Tradisi Peusijuek Sebagai Pembelajaran Sejarah Berbasis Kearifan Lokal. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(3), 359–365. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i3.1387

Pratikno, A. S., & Hartatik, A. (2023). Pudarnya Eksistensi Kesenian Tradisional Ludruk Akibat Globalisasi Budaya. Civis : Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 12(2), 56–70. https://doi.org/10.26877/civis.v12i2.10623

Qur’aniyah, D. M., Jazuli, M., & Lestari, W. (2023). The Characters’ Values of Barongan Turonggo Laras Arts in Kendal Regency. Jurnal Seni Tari, 12(1), 62–74. https://doi.org/10.15294/jst.v12i1.62032

Sudirana, I. W. (2019). Tradisi Versus Modern: Diskursus Pemahaman Istilah Tradisi dan Modern di Indonesia. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(1), 127–135. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i1.647

Syakuro, M. A., Apriliyana, L., Putro, K. Z., Reswari, A., & Hukamak, S. (2023). Pengenalan Tradisi Rokat Tase’ dalam Meningkatkan Kecintaan Budaya Lokal Anak Usia Dini. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(2). https://doi.org/10.22219/satwika.v7i2.27334

Wahyudiyanto, W. (2023). “Greget” in The Surabaya Ngrema Dance Performance Representation of The Value of The Fighting Spirit of Arek Surabaya. Mudra Jurnal Seni Budaya, 38(4), 360–370. https://doi.org/10.31091/mudra.v38i4.2210

Windiyarti, D. (2017). Tradisi, Agama, Dais Modertosasi Dalam Ferkembangain Kebudayaan Timor. Sabda : Jurnal Kajian Kebudayaan, 1(1), 36. https://doi.org/10.14710/sabda.v1i1.13258

Wirasanti, N. (2023). Ornamental Art of Kalasan Temple in The Perspective of Art Philosophy. Mudra Jurnal Seni Budaya, 38(4), 468–479.

Downloads

Published

2024-10-31

How to Cite

Regina, B. D., Suharto, S., & Wibawanto, W. (2024). Bantengan Art and Ideology: The Independent Banteng Dance as a Spirit of Freedom. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 8(2), 592–600. https://doi.org/10.22219/satwika.v8i2.37483

Issue

Section

Table of Content