Pengembangan Potensi Desa Wisata Di Masa Pandemi (Studi Di Desa Sukobendu, Lamongan)
DOI:
https://doi.org/10.22219/jdh.v1i3.18408Keywords:
Desa Sukobendu, Desa Wisata, Pengabdian MasyarakatAbstract
Dampak Covid-19 yang signifikan tidak hanya pada level nasional, tetapi juga signifikan untuk bagi masyarakat di pedesaan, salah satunya adalah Desa Sukobendu, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Desa Sukobendu tidak memiliki potensi alam dan cagar budaya yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata, Namun Desa Sukobendu mempunyai potensi letak geografis yang strategis karena berada di Perbatasan antara tiga kecamatan. Potensi wisata yang mungkin dikembangkan adalah Wisata Budaya dan Wisata Edukasi. Berdasarkan hal tersebut, maka dirasa perlu adanya pendampingan pengembangan Desa wisata dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat Desa di Desa Sukobendu, Lamongan.Adapun permasalahan dan hambatan yang telah diinventarisasi di Desa Sukobendu diantaranya yaitu: belum adanya program Desa wisata, kondisi dan kualitas lingkungan yang kurang bersih, tata ruang untuk Desa wisata yang belum baik, kurangnya penyuluhan dan pelatihan pariwisata khususnya tentang Desa wisata, kurangnya fasilitas dan infrastruktur kepariwisataan, rendahnya kemampuan sumber daya manusia. Berdasarkan permasalahan tersebut selanjutnya telah dirumuskan beberapa solusi, yaitu: membuat masterplan pembangunan Desa berdasarkan potensi dan kebutuhan Desa, menjaga dan memelihara kualitas lingkungan, menetapkan tata ruang Desa wisata, mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepariwisataan, membangun fasilitas dan infrastruktur kepariwisataan, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan potensi Desa, khususnya yang terkait dengan hasil pertanian unggulan Desa, melalui pelatihan. Pengabdian masyarakat ini telah dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap I yakni persiapan, Tahap II yakni pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan, Tahap III adalah pendampingan dan pelatihan terhadap masyarakat Desa sesuai kebutuhan yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya, dan Tahap IV yaitu tahap evaluasi.
Development of Tourism Village Potential in the Pandemic (Study in Sukobendu Village, Lamongan)
The impact of Covid-19 on humanity is extraordinary, especially for the people of Sukobendu Village, Mantup District, Lamongan Regency, East Java. Sukobendu Village does not have the potential for natural and cultural heritage that can be developed as a tourist attraction, however, Sukobendu Village has the potential for a strategic geographical location because it is located on the border between three sub-districts. The tourism potential that might be developed is Cultural Tourism and Educational Tourism. Based on this, it is felt that there is a need for assistance in the development of tourist villages in order to improve the economy of rural communities in Sukobendu village, Lamongan.The problems and obstacles that have been inventoried in Sukobendu Village include: the absence of a tourist village program, unsanitary environmental conditions and quality, poor spatial planning for tourist villages, lack of tourism counseling and training, especially regarding tourist villages, lack of facilities and infrastructure. tourism, low capacity of human resources. Based on these problems, several solutions have been formulated, namely: making a village development master plan based on the potential and needs of the village, maintaining and maintaining environmental quality, determining the spatial planning of tourist villages, conducting tourism socialization and counseling, building tourism facilities and infrastructure, increasing human resource capabilities. in managing village potential, especially those related to superior village agricultural products, through training. This community service has been carried out in several stages. Phase I is preparation, Phase II is the implementation of community service in the form of counseling, Phase III is mentoring and training for village communities according to the needs that have been formulated in the previous phase, and Phase IV is the evaluation phase.
Downloads
References
Alkadaf, M. (2014). Penguatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengelolaan Kelembagaan Badan Usaha Milik Desa Menuju Asean Economic Community 2015. El-Riyasah, 5(1), 35.
Dewi, M. H. U. (2013). PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DI DESA WISATA JATILUWIH TABANAN, BALI. Kawistara, 3(2), 131.
Helmy Hakim, M. (2016). PERGESERAN ORIENTASI PENELITIAN HUKUM: DARI DOKTRINAL KE SOSIO-LEGAL. Hukum Dan Pemikiran, 16(2), 108.
Hermawan, H. (2016). Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, 3(2), 106. https://doi.org/10.31294/PAR.V3I2.1383
López-Guzmán, T., Sánchez-Cañizares, S., & Pavón, V. (2011). COMMUNITY-BASED TOURISM IN DEVELOPING COUNTRIES: A CASE STUDY. TOURISMOS: AN INTERNATIONAL MULTIDISCIPLINARY JOURNAL OF TOURISM, 6(1).
P. Hanny, E. Yulyana, R. R. (2016). Efektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa) Berbasis Ekonomi Kerakyatan Di Desa Warungbambu Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawang. Politikom Indonesiana, 1(2), 40.
Pada Bumdes, S., Sejahtera, S., Kedungturi, D., Taman, K., & Sidoarjo, K. (n.d.). Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berbasis Aspek Modal Sosial.
Prawitno, A., Rahmatullah, R., & Safriadi, S. (2019). ANALISIS PERANAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DESA DI KABUPATEN GOWA. KRITIS : Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 50–60.
Priyanto, R., Syarifuddin, D., & Martina, S. (2018). Perancangan Model Wisata Edukasi di Objek Wisata Kampung Tulip. Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 33. https://doi.org/10.31294/JABDIMAS.V1I1.2863
Rahmah, W. (Winda), & Nurhamlin, N. (Nurhamlin). (2017). Dampak Sosial Ekonomi dan Budaya Objek Wisata Sungai Hijau terhadap Masyarakat di Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau, 4(1), 1–15. https://doi.org/10.0/CSS/ALL.CSS
ridlwan, zulkarnain. (2014). URGENSI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM PEMBANGUN PEREKONOMIAN DESA. Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum, 8(3). https://doi.org/10.25041/FIATJUSTISIA.V8NO3.314
Susyanti, D. W. (2013). POTENSI DESA MELALUI PARIWISATA PEDESAAN. Ekonomi & Bisnis, 12(1). https://doi.org/10.32722/EB.V12I1.650
Syafi’i, M., & Suwandono, D. (2015). Perencanaan Desa Wisata Dengan Pendekatan Konsep Community Based Tourism (CBT) Di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Ruang, 1(2), 51–60. https://doi.org/10.14710/RUANG.1.2.61-70
Wijaya, C., Dian, V., & Sari, P. (2020). Encouraging Collaborative Governance in Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Management in Indonesia. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik, 9(2), 225–236. https://doi.org/10.26858/JIAP.V9I2.11763
Undang-undang/ Peraturan:
Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.26/UM.001/MKP/2010 tentang Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pariwisata melalui Desa Wisata.
Peraturan Daerah Jawa Timur No. 6 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017-2032.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Rosa Ristawati Rosa, Radian Salman, Sri Winarsi, Wilda Prihatiningtyas, Giza'a Jati Pamoro
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.