Pengembangan Objek Wisata Potensial “Kampong Tenggher”: Tantangan dan Strategi
DOI:
https://doi.org/10.22219/jdh.v2i1.20217Keywords:
Pariwisata, Pengembangan Masyarakat, BudayaAbstract
Kampong Tenggher hadir sebagai salah satu objek wisata potensial dalam upaya melestarikan adat dan budaya masyarakat Madura. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dalam upaya untuk mengembangkan objek wisata harus menganut prinsip kemanusian, keadilan, dan melestarikan budaya serta kearifan lokal, dalam upaya mengembangkan Kampong Tenggher menjadi objek wisata terdapat tantangan yang dihadapi. Permasalahan Kampong Tenggher yaitu rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, rendahnya kualitas akses jalan menuju Kampong Tenggher dan kurangnya penerangan menuju dan di lokasi wisata Kampong Tenggher. Oleh karena itu, solusi dan rencana dalam permasalahan untuk program kegiatan ini adalah pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penguatan lembaga kampung wisata. Peningkatan sumber daya manusia disekitar Kampong Tenggher juga perlu diupayakan melalui pelatihan dan pendidikan kepariwisataan agar masyarakat sekitar Kampong Tanggher mampu mandiri dan berdaya serta memperbaiki dan memberikan fasilitas dan pelayaan bagi wisatawan. Dengan demikian upaya strategis perlu dilakukan untuk mewujudkan Kampong Tenggher menjadi suatu objek wisata potensial di Madura.
Development of Potential Tourism Objects “Kampong Tengher”: Challenges And Strategies.
In an effort to preserve the Madurese community's customs and culture, Kampong Tenggher is being promoted as a possible tourist destination. According to the regulations of the Republic of Indonesia Law No. 10 of 2009 concerning Tourism, in order to develop tourism objects, they must adhere to the principles of humanity, justice, and the preservation of culture and local wisdom. There are challenges to overcome in order to develop Kampong Tenggher into a tourist attraction. Road access to Kampong Tenggher, as well as a lack of streetlight or to and at Kampong Tenggher's tourist attractions. So the answers and strategies for this activity program's challenges are the development and enhancement of tourist supporting facilities and infrastructure, the improvement of human resource quality, and the strengthening of tourism village organizations. Improvement of human resources around Kampong Tenggher also needs to be pursued through tourism training and education so that the people around Kampong Tanggher are able to be independent and empowered as well as improve and provide facilities and services for tourists. As a result, deliberate initiatives are required to make Kampong Tengher a prospective tourist attraction in Madura.
Downloads
References
Angestiwi, T., & Gima Sugiama, A. (2021). Analisis Minat Masyarakat Perkotaan Terhadap Layanan Prasarana Transportasi Desa Wisata. Pondasi, 26(1), 48–64. https://doi.org/10.30659/PONDASI.V26I1.17498
Annisa Ilmi Faried Lubis; Bakhtiar Efendi; Rahmad Sembiring; (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kualitas Hidup Nelayan Pesisir di Desa Pahlawan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. JURNAL Kajian Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 4(1), 98.
Badan Pusat Statistika Kabupaten Sampang. (2020). Angka Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur (Rupiah), 2018-2020. Madura.
Bambang Sunaryo. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Chris Cooper et al. (1998). Tourism: Principle and Practice. England: Longman.
Claire A. Gunn. (1972). Vacationscape: Designing Tourist Regions. Washington: Taylor & Francis.
Efendi, J., & Ibrahim, J. (2018). Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris (2nd ed.). Depok: Prenadamedia Group.
Fauzar, S. (2021). PEMBERDAYAAN POTENSI ALAM DAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN PADA DESA AIR GLUBI. Journal of Maritime Empowerment, 4(1), 19–23. https://doi.org/10.31629/JME.V4I1.3904
Gde Rudy, D., & Dewa Ayu Dwi Mayasari, dan I. (2019). Prinsip-Prinsip Kepariwisataan dan Hak Prioritas Masyarakat dalam Pengelolaan Pariwisata berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. KERTHA WICAKSANA, 13(2), 73–84. https://doi.org/10.22225/KW.13.2.2019.73-84
Hayati, T. (2019). HAK PENGUASAAN NEGARA TERHADAP SUMBER DAYA ALAM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BENTUK PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN. Jurnal Hukum & Pembangunan, 49(3), 768–787. https://doi.org/10.21143/JHP.VOL49.NO3.2199
Hidayat, M. (2011). STRATEGI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA (STUDI KASUS PANTAI PANGANDARAN KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT). THE Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, 1(1), 33–44. https://doi.org/10.17509/THEJ.V1I1.1879
I Nyoman Sukma Arida; Nyoman Sunarta. (2017). Pariwisata Berkelanjutan (1st ed.). Denpasar: Cakra Press.
Ika Agustiningsih; Ni Made Emi N; Romadloniyah N.T. (2020). Makna dan Fungsi Magis Syair Acapella pada Ritual Pemandian Senjata Tradisional Masyarakat Kec. Kendungdung. MEDAN MAKNA Jurnal Ilmu Kebahasaan Dan Kesastraan, 16(2), 208.
Isharyanto; Maria Madalina; Ayub Torry S. K. (2019). Hukum Kepariwisataan & Negara Kesejahteraan (Antara Kebijakan dan Pluralisme Lokal) (1st ed.). Bogor: Moeka Publishing.
Jimura, T. (2011). The impact of world heritage site designation on local communities – A case study of Ogimachi, Shirakawa-mura, Japan. Tourism Management, 32(2), 288–296. https://doi.org/10.1016/J.TOURMAN.2010.02.005
Kampong Tenggher, Kampung Budaya Khas Madura. (2021).
Kikana Rahman. (2012). Ghumbak, Upacara Ritual Penyucian Pusaka.
Kim, K., Uysal, M., & Sirgy, M. J. (2013). How does tourism in a community impact the quality of life of community residents? Tourism Management, 36, 527–540. https://doi.org/10.1016/J.TOURMAN.2012.09.005
Mardhiah, N. (2017). IDENTIFIKASI TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DESA KABUPATEN ACEH BARAT. Jurnal Public Policy, 3(1), 77–88. https://doi.org/10.35308/JPP.V3I1.753
Muana Nanga et al. (2018). Analisis Wilayah dengan Kemiskinan Tinggi. Jakarta.
Neny Marlina. (2019). Kemandirian masyarakat desa wisata dalam perspektif community based tourism: Studi kasus Desa Ketengger, Kabupaten Banyumas. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 4(1), 17–26. https://doi.org/10.14710/JIIP.V4I1.4735
Nur Holifah. (2016). Politik dinasti : studi kasus kemenangan Dinasti Samidin dalam PILKADES di desa Banjar kec. Kedungdung kab. Sampang. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Pasal 3 No. 10 Tahun 2009 (2009). Indonesia: Undang-Undanng Republik Indonesia.
Peter Mahmud Marzuki. (2017). Penelitian Hukum: Edisi Revisi (Cetakan ke). Jakarta: Kencana.
Ristawati, R., Salman, R., Winarsi, S., Prihatiningtyas, W., Pamoro, J., & Author, C. (2021). Pengembangan Potensi Desa Wisata Di Masa Pandemi (Studi Di Desa Sukobendu, Lamongan). Jurnal Dedikasi Hukum, 1(3), 313–327. https://doi.org/10.2229/JDH.V1I3.18408
Trisnawati, A. E., Wahyono, H., & Wardoyo, C. (2018). Pengembangan Desa Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3(1), 29–33. https://doi.org/10.17977/JPTPP.V3I1.10356
Undang-Undang Pasal 18 ayat (6) UUD 1945.
Unit Sistem Informasi FH Unair. (2020). Mengenal Senyum Desa, Komunitas Sosial yang membawa Ayu Maulida jadi Juara 1 Putri Indonesia.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Mochamad Kevin Romadhona, Faizal Kurniawan, Hilda Yunita Sabrie, Erni Agustin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.