PENGEMBANGAN BATIK DESA WISATA KAMPUNG BUDAYA TULUNGREJO, PUJON KIDUL, KABUPATEN MALANG
DOI:
https://doi.org/10.22219/skie.v8i01.32970Abstract
Desa Wisata Pujon Kidul, kabupaten Malang termasuk yang menerima penghargaan Desa Wisata Mandiri Inspiratif Anugrah Desa Wisata Indonesia. Tulungrejo merupakan salah satu dusunnya yang beroperasi menjadi Kampung Budaya dalam mendukung keberlanjutan wisata. Terkait Budaya, Tulungrejo berfokus pada Batik untuk penguatan maupun pengembangannya, mengingat sebagai Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Adapun beberapa kendala Batik, yaitu terkait desain pola, produksi, serta pemasarannya. Pelaksanaan program pengabdian menerapkan pendekatan partisipasif (bottom - up), baik observasi maupun FGD, dengan kolaborasi metode PRA (Participatory Rapid Appraissal), POAC, TOWS, PESTEL, 6M, BOS, dan MVP berdasarkan waktu pra, purna, serta pasca. Pra (perencanaan dan pengorganisasian) dimulai dari observasi hingga FGD dengan penggiat Batik, penanggung jawab BUMDes Sumber Sejahtera, maupun Kepala Desa Pujon Kidul untuk meninjau keadaan bisnis Batik dengan di Kampung Budaya Tulungrejoterhadap 3 aktifitas, yaitu: desain, produksi, dan pemasaran. Purna (pelaksanaan) dimulai dari penyerahan peralatan penunjang, pengamplikasiannya dalam produksi, pelabelan, pengemasan, hasil, hingga video profil bisnis Batik. Pasca (pengendalian) dipantau dan evaluasi berdasarkan hasil akhir yang mencakup sumberdaya manusia, bahan, mesin, metode, alokasi dana, maupun pasarnya secara keseluruhan dari hulu hingga hilir. Hasil akhirnya adalah Cost Driven (pengendalian biaya/ beban) bertujuanan cutting cost (pemotongan biaya), baik secara eliminasi maupun pengurangannya., dan Value Driven (pengendalian nilai) mengacu kepada profit booster (peningkatan keuntungan), baik secara penciptaan dan peningkatannya. Pengenadlian tersebut mencakup 3 hal, diantaranya pembaharuan pola Batik yang berkolaborasi antara Tulis, Cap, dan Ecoprint untuk produknya; efisiensi produksi Batik dari hulu sampai hilir; serta pemasaran produk Batik yang lebih berkolaborasi antara media offline dengan online. Adapun saran untuk keberlanjutan program ini adalah penetapan SOP (Standar Operasional Produksi) secara legalitas Desa Wisata, pengembangan penggunaan peralatan produksi, maupun peningkatan media pemasaran yang lebih efektif dan efisien.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Luqman Dzul Hilmi, Rahadi Rahadi, Widiya Yutanti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
The journal use