Karakteristik Kimia dan Organoleptik Biskuit dengan Penambahan Tepung Kacang Kedelai (Glycine max) dan Tepung Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis)

Authors

  • Dian Puspita Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Indonesia
  • Noor Harini Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Indonesia
  • Sri Winarsih Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22219/fths.v4i1.15627

Keywords:

biscuits, soybeans, red dragon fruit peel

Abstract

Indonesia is a country that has a high level of biscuit consumption. This is supported by many local food commodities. Therefore, many food products have emerged that use local food ingredients, such as bread, biscuits and cakes. One effort that can be made to enrich the nutritional content of biscuits is to add soybean flour which is rich in protein and flour of red dragon fruit peel which is rich in dietary fiber. The purpose of this study was to determine the effect of the ratio of wheat flour, soybean flour and red dragon fruit peel flour to chemical and organoleptic quality of biscuits. This research used a simple randomized block design with ratio of wheat flour, soybean flour, and red dragon fruit peel flour consisting of 10 levels: P0 (100%:0%:0%), P1 (80%:10%:10%), P2 (70%:20%:10%), P3 (60%:30%:10%), P4 (75%:10%:15%), P5 (65%:20%:15%), P6 (55%:30%:15%), P7 (70%:10%:20%), P8 (60%:20%:20%), P9 (50%:30%:20%). Each level is repeated 2 times. The parameters being observed were level of protein, fat, crude fiber, water, ash, and organoleptics (aroma, taste and texture). The results showed that the proportion of wheat flour, soybean flour and red dragon fruit peel flour had a very significant effect on level of water, protein, crude fiber, and organoleptic (taste, aroma, and texture). Treatment of biscuits with proportion of wheat flour 60%: 30% soybean flour: 10% red dragon fruit peel flour was the best treatment with level of water 6,58%, ash 0,76%, fat 27,95%, protein 9,74%, crude fiber 6,10%, organoleptic of taste 4,65 (delicious), aroma (rather tasty), and texture (rather not hard)

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aini, N. Q., dan Y. Wirawani. 2013. Kontribusi MP-ASI Biskuit Substitusi Tepung Garut, Kedelai, dan Ubi Jalar Kuning Terhadap Kecukupan Protein, Vitamin A, Kalsium, dan Zink pada Bayi. Journal of Nutrition College. Vol 2(4).458-466.

Andarwulan, N., Kusnandar, F. dan Herawati, D. 2011. Analisis Pangan. Jakarta: Dian Rakyat.

[AOAC] Association of Official Analytical and Chemistry. 2005. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemist. Washington: AOAC Inc.

Balitkabi. 2016. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang.

BSN. 2011. SNI 2973-2011. Syarat Mutu Biskuit. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Kepala BPOM RI No. 13 Tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan. BPOM. Jakarta.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Fajiarningsih, H. 2013. Pengaruh Penggunaan Komposit Tepung Kentang (Solanum tuberosum L.) Terhadap Kualitas Cookies. Food Science and Culinary Education Journal. Vol 2(1). 36-44.

Ginting, E. 2010. Petunjuk Teknis Produk Olahan Kedelai (Materi Pelatihan Agribisnis bagi KMPH). Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang.

Jannah, N.W. 2020. Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Cookies dengan Subtitusi Tepung Kulit Ari Kedelai (Glicine max L.) dan Penambahan Bubuk Kayu Manis. Disertasi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. Seri Teknologi Pangan Populer. Ebook Pangan.com.

Lestari, T.I., Nurhidajah, M. Yusuf. 2018. Kadar Protein, Tekstur, Dan Sifat Organoleptik Cookies yang Disubstitusi Tepung Ganyong (Canna edulis) dan Tepung Kacang Kedelai (Glycine max L.). Jurnal Pangan dan Gizi. Vol 8(6):53-63.

Lianawati, H.T.W., dan H. Warsito. 2019. Pembuatan Pancake Subtitusi Tepung Kulit Buah Naga Merah sebagai Makanan Selingan Sumber Antioksidan dan Serat bagi Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Seminar Nasional INAHCO. Jember.

Manley, D.J.R. 2001. Biscuit, Cracker, and Cookies Recipes For The Food Industry. England: Woodhead Publishing Limited, Abington.

Mudjajanto, E. S. dan F. R. Kusuma. 2005. Susu Kedelai. Jakarta: Agromedia.

Nafi, A., Maqdiz, C.H.P. & Maryanto, M. 2018. Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.) dengan Variasi Penambahan Susu Full Krim. Jurnal Agroteknologi. Vol 12 (2). 126-137.

Napitupulu, D. S. 2012. Pembuatan Kue Bolu Dari Tepung Pisang Sebagai Substitusi Tepung Terigu Dengan Pengayaan Tepung Kedelai. Disertasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Noor, M.I., E. Yufita, Zulfalina. 2016. Identifikasi Kandungan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) dan Fitokimia. Journal of Aceh Physics Society. Vol 5(1). 14-16.

Pusuma, D. A. 2018. Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi Menggunakan Tepung Ampas Kelapa. Disertasi. Universitas Jember. Jember.

Risnawati, Y. 2015. Komposisi Proksimat Tempe yang Dibuat dari Kedelai Lokal dan Impor. Disertasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Rista, E., Marianah, Y. Sulastri. 2018. Sifat Kimia dan Organoleptik Biskuit pada Berbagai Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah. Jurnal AGROTEK Vol 5(2). 127-133.

Rochmawati, N. 2019. Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai Tepung untuk Pembuatan Cookies. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol 7(3). 19-24.

Saneto, B. 2012. Karakterisasi Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Jurnal Agarika. Vol 2(2). 143-149.

Simangunsong, D. R. 2014. Kajian Kandungan Zat Makanan dan Pigmen Antosianin Tiga Jenis Kulit Buah Naga (Hylocereus sp.) Sebagai Bahan Pakan Ternak. Disertasi. Universitas Brawijaya. Malang.

Thomas, E. B., E. J. N. Nurali, T. D. J. Tuju. 2017. Pengaruh Penambahan Tepung Kedelai (Glycine max L.) Pada Pembuatan Biskuit Bebas Gluten Bebas Kasein Berbahan Baku Tepung Pisang Goroho (Musa acuminate L.). Journal Unsrat. Vol 1(7). 1-16.

Triwulandari, D., A. Mustofa, M. Karyantina. 2018. Karakteristik Fisikokimia dan Uji Organoleptik Cookies Kulit Buah Naga (Hylocereus undatus) dengan Substitusi Tepung Ampas Tahu. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Vol 2(1). 61-66.

Togatorop, L. 2018. Uji Daya Terima dan Kandungan Zat Gizi Bolu Kukus Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Disertasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Utama,I.D.G.D.A,N.W.Wisaniyasa,I.W.R.Widarta. 2019. Pengaruh Perbandingan Terigu dengan Tepung Kecambah Jagung (Zea mays L.) Terhadap Karakteristik Flakes. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol 8(2). 140-149.

Wu, L. C., Hsu, H. W., Chen, Y., Chiu, C. C., and Ho, Y. I. 2006. Antioxidant and Antiproliferative Activities of Red Pitaya. Food Chemistry. Vol 95(1). 319-32.

Downloads

Published

2021-05-07

How to Cite

Puspita, D., Harini, N., & Winarsih, S. (2021). Karakteristik Kimia dan Organoleptik Biskuit dengan Penambahan Tepung Kacang Kedelai (Glycine max) dan Tepung Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis). Food Technology and Halal Science Journal, 4(1), 52–65. https://doi.org/10.22219/fths.v4i1.15627

Issue

Section

Articles