Monitoring WSN Budidaya Jamur Tiram dengan Metode Forward Chaining Studi Kasus : Wahyu Jaya Abadi
Main Article Content
Abstract
Jamur Tiram merupakan jenis jamur yang banyak dibudidayakan di Indonesia, pertumbuhan jamur tiram dipengaruhi beberapa faktor diantaranya suhu, kelembaban serta intensitas cahaya. Suhu yang baik untuk pertumbuhan jamur yaitu 25-26 derajat celcius.Suhu dibawah range tersebut tidak berpengaruh pada pertumbuhan jamur, tetapi jika suhu diatas 26 derajat maka akan berpengaruh pada pertumbuhan jamur yang kurang baik karena suhu terlalu panas. Masalah yang sering dihadapi oleh petani yaitu dalam pengecekan tempat budidaya. Petani masih menggunakan cara manual dengan mendatangi dan memperkirakan suhu pada kumbung secara manual, jika suhu terasa panas maka petani akan melakukan penyemprotan pada jamur. Hal ini dirasa akan membuang waktu dan tenaga. Dari permasalahan ini kemajuan teknologi berupa sistem monitoring dapat menjadi solusi bagi para petani. Dengan adanya sistem ini akan memudahkan petani dalam memonitor keadaan pada tempat budidaya. Parameter yang dapat dimonitor diantaranya suhu, kelembaban dan intensitas intensitas cahaya. Jika sistem mendeteksi suhu panas yaitu diatas 26 derajat, maka sistem akan mengaktifkan actuator berupa mist maker untuk menstabilkan suhu.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
References
Susilawati and B. Raharjo, “Budidaya Jamur Tiram ( Pleourotus ostreatus var florida ) yang ramah lingkungan,” BPTP sumatera Selatan, no. 50, pp. 1–20, 2010.
F. Fitriastuti, A. A. Prasetyo, P. Studi, T. Informatika, F. Teknik, and U. Janabadra, “Sistem otomatisasi pemberian minum pada ayam ternak,” vol. 55231, no. 55, pp. 1–6, 2007.
A. M. Rukmi, M. I. Irawan, and A. Aunurohim, “Pengembangan Jamur Tiram Dengan Teknologi Temperature and Humidity Control Dan Optimasi Pada Produksi Jamur Tiram,” J. Pengabdi. LPPM Untag Surabaya, vol. 2, no. 1, pp. 9–18, 2016.
M. R. Kaisupy, “PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS SUHU DAN KELEMBABAN PADA BUDIDAYA JAMUR MENGGUNAKAN NI MYRIO-1900,” pp. 22–43, 2009.
F. Rusdi, “Rancang bangun kumbung jamur dengan pengontrolan suhu dan kelembaban menggunakan metode fuzzy,” 2017.
U. proboyekti Gusti Ayu Kadek Tuti, Rosa Delima, “Penerapan Forward Chaining Pada Program Diagnosa Anak Penderita Autisme,” J. Inform., vol. 5, no. SISTEM PAKAR, pp. 1–15, 2009.
G. Ayu, D. Sugiharni, and S. Informasi, “Pemanfaatan Metode Forward Chaining Dalam Pengembangan Sistem Pakar Pendiagnosa Kerusakan Televisi Berwarna,” vol. 6, pp. 20–29, 2017.
G. A. F. Suwarso, G. S. Budhi, and L. P. Dewi, “Sistem Pakar untuk Penyakit Anak Menggunakan Metode Forward Chaining,” J. Infra, vol. 3, no. 2, p. 18, 2015.
A. S. Aribowo and S. Khomsah, “Sistem Pakar Dengan Beberapa Knowledge Base Mengggunakan Probabilitas Bayes dan Mesin Inferensi Forward Chaining,” J. Ilm. Tek. Inf., vol. 2011, no. semnasIF, pp. 51–58, 2011.
D. H. Apriyanti, “Perancangan sistem pakar untuk identifikasi genus thrixpermum di sulawesi,” vol. 2, no. 2008, pp. 1–5, 2009.
H. Sujaini, F. Teknik, and U. Tanjungpura, “Sistem Otomasi Lampu pada Bangunan Publik dengan Metode Forward Chaining,” vol. 1, no. 1, pp. 1–4, 2015.
Puspitasari, “Analisis Rssi ( Receive Signal Strength Indicator ) Terhadap Ketinggian Perangkat Wi-Fi Di Lingkungan Indoor Nila Feby Puspitasari Pendahuluan Latar Belakang Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Dasar Teori Wi-Fi ( Wireless Fidelity ) Ars,” vol. 15, no. 4, 2011.
D. Prihatmoko, “Perancangan dan implementasi pengontrol suhu ruangan berbasis mikrokontroller arduino uno,” Simetris, vol. 7, no. 1, pp. 117–122, 2016.
L. Marwani, N. Demus, and R. Firman, “Penggunaan sensor dht11 sebagai indikator suhu dan kelembaban pada baby incubator,” vol. 1, no. 1, 2017.